BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Setiap tempat
daerah di Indonesia pasti mempunyai tradisi untuk memperingati hari atau
peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah. Dan diadakannya festival budaya
dengan maksud untuk menarik minat masyarakat agar lebih mengenal dan mengetahui
berbagai tradisi budaya yang ada diseluruh Indonesia .
Bagi sebagian besar masyarakat,
Festival Tabot tidak cukup terdengar di telinga mereka dan untuk itu tujuan
Festival Tabot pada dasarnya adalah aktivitas upacara budaya dan seni sebagai
aset kebudayaan provinsi Bengkulu yang pantas dilestarikan dan dijaga, terutama
kesenian tradisinya juga, tentu saja arahnya untuk menarik hati wisatawan mancanegara
dan lokal agar datang ke daerah Bengkulu. Bengkulu merupakan salah satu
provinsi yang berada di pulau Sumatra bagian barat.
Festival Tabot merupakan salah satu
bentuk “Upacara Tradisional” yang sampai saat ini selalu diperingati setiap
1-10 Muharram yang merupakan kegiatan menyambut dan memeriahkan Tahun Baru
Islam. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan Tabot mulai dikenal di Bengkulu.
Namun, diduga kuat bahwa tradisi berangkat dari upacara berkabung para 2
penganut Syi’ah ini dibawa oleh tukang yang membangun Benteng Malborough (1718-1719)
di Bengkulu. Festival Tabot merupakan tradisi upacara ritual dari budaya Tabot
di Bengkulu yang telah berkembang seperti berbagai tradisi yang telah
berlangsung di seluruh Nusantara. Pada perayaan Tabot tersebut dilaksanakan
dengan berbagai macam pameran dan lomba ikan-ikan, telong-telong serta kesenian
lainnya yang diikuti oleh kelompok-kelompok kesenian yang berada di Provinsi
Bengkulu.
Bervariasinya perayaan yang
ditawarkan di upacara Tabot, menjadikan acara Festival Tabot sebagai objek
wisata budaya daerah untuk dikunjungi dan dilihat oleh seluruh masyarakat dan
wisatawan yang menjadi kebanggan Bengkulu, untuk mengetahui antusias dari
penduduk lokal maupun mancanegara diperlukan strategi perkembangan promosinya.
Oleh karena itu, Provinsi Bengkulu harus dapat memberikan keunggulan perayaan
festival Tabot dan manfaat Tabot yang dapat diberikan dari festival itu
sendiri. Dengan demikian dapat mempengaruhi persepsi masyarakat melalui apa
yang mereka rasakan, sehingga masyarakat akan menilai dan merasakan perayaan
mana yang paling berkesan dan pada akhirnya diharapkan masyarakat berminat
terus mengunjungi Kota Bengkulu. penganut Syi’ah ini dibawa oleh tukang yang
membangun Benteng Malborough (1718-1719) di Bengkulu. Festival Tabot
merupakan tradisi upacara ritual dari budaya Tabot di Bengkulu yang telah
berkembang seperti berbagai tradisi yang telah berlangsung di seluruh
Nusantara. Pada perayaan Tabot tersebut dilaksanakan dengan berbagai macam
pameran dan lomba ikan-ikan, telong-telong serta kesenian lainnya yang diikuti
oleh kelompok-kelompok kesenian yang berada di Provinsi Bengkulu. Bervariasinya
perayaan yang ditawarkan di upacara Tabot, menjadikan acara Festival Tabot
sebagai objek wisata budaya daerah untuk dikunjungi dan dilihat oleh seluruh
masyarakat dan wisatawan yang menjadi kebanggan Bengkulu, untuk mengetahui
antusias dari penduduk lokal maupun mancanegara diperlukan strategi
perkembangan promosinya. Oleh karena itu, Provinsi Bengkulu harus dapat memberikan
keunggulan perayaan festival Tabot dan manfaat Tabot yang dapat diberikan dari
festival itu sendiri. Dengan demikian dapat mempengaruhi persepsi masyarakat
melalui apa yang mereka rasakan, sehingga masyarakat akan menilai dan merasakan
perayaan mana yang paling berkesan dan pada akhirnya diharapkan masyarakat
berminat terus mengunjungi Kota Bengkulu.
1.2
Tujuan
1.
Mengetahui
kebudayaan Tabot di Bengkulu.
2.
Mengetahui
Ritual Prosesi Tabot itu sendiri.
1.3
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang di maksud Budaya Tabot?
2.
Bagaimana
prosesi Ritual Tabot?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Festival Tabot
Tabot
di Bengkulu merupakan tradisi untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian
cucu Nabi Muhammad Saww, Husein bin Ali bin Abi Thalib, dalam peperangan di
padang Karbala, Irak, pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M) menentang kekuasaan
Bani Umayyah yang saat itu pimpinan Yazid bin Muawiyah dan Gabernur 'Ubaidillah
bin Ziyad. Kejadian tragis tersebut di Bengkulu digelar menjadi sebuah ritual
budaya rutin setiap tahunnya yang digelar setiap tanggal 1 hingga 10 Muharram
(Kalendar Islam Hijriah).


Festival Tabot di Bengkulu merupakan
salah satu perayaan budaya tahunan yang menarik untuk disaksikan.Atraksi budaya
berbalut agama ini bahkan digemari wisatawan domestik dan mancanegara. Saat
upacara digelar maka dipastikan ratusan bahkan ribuan orang tumpah-ruah di
sepanjang jalan dan lapangan utama kota Bengkulu untuk menyaksikan berbagai
tahapan prosesi menarik dan sakral tersebut.
Festival
Tabot di Bengkulu selain menggelar upcara ritual, biasanya juga dimeriahkan
pertunjukan seni, pasar rakyat, pameran kriya, serta lomba delman hias, rebana,
tari tabot, dan beragam acara seni lainnya. Apabila Anda datang sehari
sebelumnya maka jangan lewatkan melihat tabot utama dan tabot kecil dipamerkan
dengan lampu kerlap-kerlip menghiasi gelapnya malam di kota Bengkulu.
Festival
Tabot di Bengkulu menggelar prosesi pengambilan tanah dari tempat yang
ditentukan untuk kemudian ditempatkan dalam replika keranda Imam Husein.
Berikutnya diiringi lantunan musik tradisional maka puluhan tabot akan diarak
mengelilingi kampung di Bengkulu. Anda akan mendengar iringan tabot ditemani
suara alat musik dol yang berbentuk tambur bulat terbuat dari akar bagian bawah
pohon kelapa. Perayaan ini layaknya parade kendaraan hias dimana prosesi akhir
adalah pembuangan tabot di Karbela yaitu sekira 3 km dari lokasi
festival.Pengarakan tabot ke tempat pembuangan ini merupakan acara puncak
Festival Tabot.
Upacara
Tabot bagi masyarakat Bengkulu merupakan nilai agama yang sakral sekaligus
mengandung nilai sejarah dan sosial.Upacara Tabot juga sebagai perayaan untuk
menyambutan tahun baru Islam.Ada banyak pesan moral dan sosial dari ritual
Tabot bagi masyarakat Bengkulu. Salah satunya adalah selain manifestasi
kecintaan dan mengenang kepahlawanan Imam Hussein bin Ali, juga mengingatkan
manusia terhadap praktik penghalalan segala cara untuk menuju puncak kekuasaan
dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial.
Upacara
Tabot di Bengkulu dibawa dan diperkenalkan pertama kali oleh pendakwah dari
Punjab, India, tahun 1336 Masehi dan juga berikutnya oleh pasukan Gurkha
(tentara bayaran Inggris) tahun 1685. Ada pula yang menyatakan bahwa tradisi
ini dibawa pengikut Syi’ah yang didatangkan Pemerintah Inggris dari Madras dan
Benggala di India Selatan untuk menjadi tukang bangunan saat mendirikan Benteng
Marlborough (1718-1719) di Bengkulu.Tukang
bangunan tersebut yang merupakan penganut Islam Syiah kemudian rutin menggelar
upcara Tabot hingga mengalami asimilasi dan akulturasi dengan budaya setempat
dan diteruskan keturunannya di masa sekarang.Saat itu orang dari India Selatan
tersebut dikenali dengan sebutan orang Sipai.
Upacara
Tabot yang dibawa orang Sipai berikutnya semakin meluas dari Bengkulu ke
Painan, Padang,
Pariaman,
Maninjau, Pidie, Banda Aceh,
Meuleboh, dan Singkil. Seiring waktu kegiatan Tabot perlahan menghilang dan
hanya tersisa di dua tempat, yaitu di Bengkulu dengan nama Tabot dan di Pariaman
(Sumatera
Barat) dengan sebutan Tabuik. Keduanya memiliki kemiripan
dan hanya cara pelaksanaannya yang berbeda.
Di Bengkulu, Tabot 17 menunjukkan jumlah
keluarga awal yang melaksanakan ritual Tabot. Sementara itu, di Pariaman
meliputi 2 jenis Tabot (disebut Tabuik) yaitu Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa. Tempat
pembuangan Tabot antara Bengkulu dan Pariaman juga berbeda, awalnya Tabot di
Bengkulu di buang ke laut seperti di Pariaman tetapi berikutnya Tabot di
Bengkulu dibuang di rawa sekitar pemakaman umum yang dikenali dengan nama makam
Karbela sekaligus diyakini sebagai tempat dimakamnya Imam Senggolo atau Syeikh
Burhanuddin.
Siapa Syeikh Burhanuddin? Beliau diyakini
masyarakat setempat sebagai tokoh yang pertama mengenalkan ritual Tabot di
Bengkulu. Syeikh Burhanuddin atau nama lainnya Imam Senggolo pada 1685 menetap
di Bengkulu dan menikahi wanita Bengkulu kemudian menempati pemukiman yang
disebut Berkas (kini menjadi Kelurahan Tengah Padang). Keturunan Syeikh
Burhanuddin diBengkulu dikenali sebagai keluargaTabot.
Dalam upacara ini, tabot tentunya yang menjadi
objek arak-arakan. Tabot berupa peti bertingkat akan terlihat cantik dihiasi
unik dengan kertas warna-warni. Berbagai bahan pembuat tabot yang dirangkai
yaitu meliputi: bambu, rotan, kertas karton, kertas mar-mar, kertas grip, tali,
pisau ukir, alat-alat gambar, lampu senter, lampu hias, bunga kertas, bunga
plastik, dan bahan penunjang lainnya. Untuk pembuatan tabot ini biasanya
menelan biaya sekira Rp5 - Rp15 juta rupiah. Tobot tersebut akan diarak dengan
perlengkapan pengiringnya seperti bendera merah putih, bendera berwarna hijau
atau biru yang ukurannnya lebih besar, bendera putih, tombak bermata ganda yang
di ujungnya digantung, duplikat pedang zufikar (pedang Nabi Muhammad, Saww).
Selain pembuatan tabot, dalam ritual ini juga melibatkan atraksi kesenian dari alat musik dol dan tessa.Dol berbentuk seperti beduk dimana terbuat dari kayu yang tengahnya dilubangi dan ditutup kulit lembu. Garis tengah dol sekitar 70 - 125 cm, sementara alat pemukulnya berdiameter 5 cm dengan panjangnya 30 cm. Sementara itu, tessa berbentuk seperti rebana dari tembaga, besi plat atau aluminium. Kadang juga dibuat dari kuali yang permukaannya ditutup kulit kambing.
Selain pembuatan tabot, dalam ritual ini juga melibatkan atraksi kesenian dari alat musik dol dan tessa.Dol berbentuk seperti beduk dimana terbuat dari kayu yang tengahnya dilubangi dan ditutup kulit lembu. Garis tengah dol sekitar 70 - 125 cm, sementara alat pemukulnya berdiameter 5 cm dengan panjangnya 30 cm. Sementara itu, tessa berbentuk seperti rebana dari tembaga, besi plat atau aluminium. Kadang juga dibuat dari kuali yang permukaannya ditutup kulit kambing.
2.2 Prosesi Tabot/Ritual Tabot
Setiap ritual dalam upacara Tabot selalu diawali pembacaan doa-doa Islam, seperti: doa kubur, doa mohon selamat dan ampunan, bacaan tasbih, salawat ulul azmi, salawat wasilah, dan bacaan lainnya. Dalam ritual ini juga disajikan kenduri dan sesaji, yaitu: beras ketan, pisang emas, tebu, jahe, dadih, gula aren, gula pasir, kelapa, ayam, daging, bumbu masak, kemenyan, dan lainnya.
Setiap ritual dalam upacara Tabot selalu diawali pembacaan doa-doa Islam, seperti: doa kubur, doa mohon selamat dan ampunan, bacaan tasbih, salawat ulul azmi, salawat wasilah, dan bacaan lainnya. Dalam ritual ini juga disajikan kenduri dan sesaji, yaitu: beras ketan, pisang emas, tebu, jahe, dadih, gula aren, gula pasir, kelapa, ayam, daging, bumbu masak, kemenyan, dan lainnya.
Dalam pelaksanaannya upacara Tabot
merupakan simbolisasi mengenang usaha pengikut Syiah yang dahulu mengumpulkan
potongan tubuh Imam Husein dalam peti kemudian mengaraknya ke pemakaman di
Padang Karbala.Simbolisasinya kini dilakukan dengan mengambik tanah
(mengambil tanah) dari 2 tempat keramat di Bengkulu, yaitu di Keramat Tapak
Padri dan Keramat Anggut. Proses mengambik tanah (mengambil tanah) juga
mengingatkan manusia tentang asal bahan penciptaannya.
Berikutnya tanah yang telah diambil tersebut akan disimpan di Gerga (pusat kegiatan kelompok Tabot bersangkutan). Tanah yang diambil kemudian akan dibentuk seperti boneka manusia dan dibungkus dengan kain kafan putih lalu diletakkan di Gerga tertua di Bengkulu yaitu Gerga Berkas dan Gerga Bangsal. Kemudian, di kedua tempat itulah akan ditempatkan sesajen berupa bubur merah dan bubur putih, gula merah, sirih 7 subang, rokok nipah 7 batang, kopi pahit 1 cangkir, air serbat 1 cangkir, 1 cangkir dadih (susu sapi murni mentah), air cendana 1 cangkir, air,dan selasih cangkir.
Kegiatan berikutnya pada 5 Muharram sekitar pukul 16.00 WIB akan dilanjutkan dengan duduk penja (mencuci jari jemari). Penja sendiri berupa benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya.Karena itulah penja ini disebut juga dengan jari jemari.Bagi keluarga keturunan Sipai, penja adalah benda keramat yang mengandung unsur magis sehingga perlu dicuci dengan air limau setiap tahunnya. Saat acara Penja, peralatan yang dibutuhkan, yaitu: air kembang, air limau nipis, sesajen, dan penja yang akan dicuci. Adapun sesajennya, meliputi: nasi kebuli 1 porsi, emping beras 1 piring, pisang emas 1 sisir, tebung 1 potong, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, dan dadih 1 gelas.
Dalam upacara Tabot di Bengkulu ada kegiatan Menjara, yaitu mendatangi kelompok lain untuk bertanding dol, sejenis beduk terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi kulit lembu. Kegiatan itu biasanya dilaksanakan pada 6 dan 7 Muharram pukul 20.00 atau 23.00 WIB. Pada 6 Muharram Kelompok Tobat Bangsal akan mendatangi Kelompok Tobat Barkas. Kemudian bergantian, pada tanggal 7 Muharram Kelompok Tobat Barkas yang mendatangi kelompok Tabot Bangsal.
Berikutnya tanah yang telah diambil tersebut akan disimpan di Gerga (pusat kegiatan kelompok Tabot bersangkutan). Tanah yang diambil kemudian akan dibentuk seperti boneka manusia dan dibungkus dengan kain kafan putih lalu diletakkan di Gerga tertua di Bengkulu yaitu Gerga Berkas dan Gerga Bangsal. Kemudian, di kedua tempat itulah akan ditempatkan sesajen berupa bubur merah dan bubur putih, gula merah, sirih 7 subang, rokok nipah 7 batang, kopi pahit 1 cangkir, air serbat 1 cangkir, 1 cangkir dadih (susu sapi murni mentah), air cendana 1 cangkir, air,dan selasih cangkir.
Kegiatan berikutnya pada 5 Muharram sekitar pukul 16.00 WIB akan dilanjutkan dengan duduk penja (mencuci jari jemari). Penja sendiri berupa benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya.Karena itulah penja ini disebut juga dengan jari jemari.Bagi keluarga keturunan Sipai, penja adalah benda keramat yang mengandung unsur magis sehingga perlu dicuci dengan air limau setiap tahunnya. Saat acara Penja, peralatan yang dibutuhkan, yaitu: air kembang, air limau nipis, sesajen, dan penja yang akan dicuci. Adapun sesajennya, meliputi: nasi kebuli 1 porsi, emping beras 1 piring, pisang emas 1 sisir, tebung 1 potong, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, dan dadih 1 gelas.
Dalam upacara Tabot di Bengkulu ada kegiatan Menjara, yaitu mendatangi kelompok lain untuk bertanding dol, sejenis beduk terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi kulit lembu. Kegiatan itu biasanya dilaksanakan pada 6 dan 7 Muharram pukul 20.00 atau 23.00 WIB. Pada 6 Muharram Kelompok Tobat Bangsal akan mendatangi Kelompok Tobat Barkas. Kemudian bergantian, pada tanggal 7 Muharram Kelompok Tobat Barkas yang mendatangi kelompok Tabot Bangsal.
Ada pula ritual Meradai, yaitu
mengumpulkan dana oleh jola (petugas pengambil dana kegiatan
kemasyarakatan) dimana meliputi anak-anak berusia 10-12 tahun. Meradai biasanya
dilakukan siang hari pada 6 Muharram antara pukul 07.00-17.00 WIB.Lokasinya
sudah disepakati bersama masing-masing kelompok Tabot. Kegiatan ini biasanya
melibatkan pengiring yang membawa beragam peralatan, yaitu: bendera panji,
tombak bermata ganda, tas atau kambut, karung gandum,dan tessa.
Arak Penja atau mengarak jari-jari yang
diletakkan di dalam Tabot menjadi sebuah atraksi menarik dimana kegiatan akan
dilakukan di jalan-jalan utama di Kota Bengkulu. Kegiatan tersebut dilaksanakan
pada malam ke-8 bulan Muharram, sekitar pukul 19.00 WIB hingga berakhir
biasanya pukul 21.00 WIB. Dalam ritual ini menggunakan bahan sesajen, meliputi:
nasi kebuli 1 porsi, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, telur dadar 1
buah, lauk pauk 7 piring (7 macam jenis lauk).
Melanjutkan Arak Penja adalah Arak
Seroban yaitu mengarak penja dan serban (sorban) berawarna putih kemudian
diletakkan di Tabot Coki (tabot kecil) yang dilengkapi bendera
berwarna putih, hijau, dan biru yang bertuliskan nama “Hasan dan Husain” dengan
kaligrafi Arab. Kegiatan tersebut diadakan pada malam ke-9 Muharram (masih hari
ke-8 Muharram) sekitar pukul 19.00-21.00 WIB.
Setelah mengarak penja dan serban,
berikutnya adalah waktu Gam, yaitu waktu untuk tidak adanya kegiatan
apapun pada 9 Muharram sejak pukul 07.00 hingga pukul 16.00 WIB. Gam sendiri
berasal dari kata ghum yang berarti tertutup atau terhalang.
Maksudnya waktu ini adalah saat tenang dan semua kegiatan yang berkaitan dengan
upacara Tabot termasuk membunyikan dol dan
tassa tidak boleh dilakukan.
Barulah setelah memasuki pukul sekitar
pukul 19.00 WIB dilaksanakan ritual Arak Gedang (taptu akbar). Dalam
ritual ini dilakukan pelepasan Tabot Besanding di gerga (markas
kelompok) masing-masing. Baru selanjutnya dilakukan arak gedang yakni
masing-masing kelompok berarak dari markas masing-masing menempuh rute yang
ditentukan hingga mereka akan bertemu dan membentuk arak gedang (pawai akbar).
Arak-arakan ini menjadi ramai karena menyatunya berbagai grup dari Tabot, grup
hiburan, serta para pendukung masing-masing juga bersama masyarakat.Acara ini
berakhir sekitar pukul 20.00 WIB.Akhir dari acara arak gedang ini adalah
seluruh Tabot dan grup penghibur berkumpul di Lapangan Tugu Propinsi dimana
Tabot dibariskan atau dalam istilah lokal disandingkan sehingga acara
ini dinamakan Tabot Besanding.
Acara terakhir dari rangkaian upacara Tabot adalah acara Tabot tebuang (Tabot terbuang) yang dilaksanakan pada 10 Muharram, pukul 09.00 WIB. Saat itu seluruh Tabot berkumpul di Lapangan Tugu Propinsi dan disandingkan sebagaimana malam Tabot besanding. Grup hiburan Tabot akan menghibur pengunjung yang hadir kemudian dilanjutkan pukul 11.00 melakukan arak-arakan menuju Padang Jati hingga berakhir di Kompleks Pemakaman Umum Karabela. Sekitar pukul 12.30 WIB acara Tabot Tebuang akan dipimpin dukun tabot tertua dan selesainya barulah bangunan Tabot dibuang ke rawa-rawa berdampingan dengan komplek makam tempat dimakamkannya Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin) yang mengawali tradisi Tabot di Bengkulu. Terbuangnya Tabot sekitar pukul 13.30 WIB menjadi akhir ritual upacara Tabot.
Acara terakhir dari rangkaian upacara Tabot adalah acara Tabot tebuang (Tabot terbuang) yang dilaksanakan pada 10 Muharram, pukul 09.00 WIB. Saat itu seluruh Tabot berkumpul di Lapangan Tugu Propinsi dan disandingkan sebagaimana malam Tabot besanding. Grup hiburan Tabot akan menghibur pengunjung yang hadir kemudian dilanjutkan pukul 11.00 melakukan arak-arakan menuju Padang Jati hingga berakhir di Kompleks Pemakaman Umum Karabela. Sekitar pukul 12.30 WIB acara Tabot Tebuang akan dipimpin dukun tabot tertua dan selesainya barulah bangunan Tabot dibuang ke rawa-rawa berdampingan dengan komplek makam tempat dimakamkannya Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin) yang mengawali tradisi Tabot di Bengkulu. Terbuangnya Tabot sekitar pukul 13.30 WIB menjadi akhir ritual upacara Tabot.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tabot
di Bengkulu merupakan tradisi untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian
cucu Nabi Muhammad Saww, Husein bin Ali bin Abi Thalib, dalam peperangan di
padang Karbala, Irak, pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M) menentang kekuasaan
Bani Umayyah. Setiap ritual dalam upacara Tabot selalu diawali pembacaan
doa-doa Islam, seperti: doa kubur, doa mohon selamat dan ampunan, bacaan
tasbih, salawat ulul azmi, salawat wasilah, dan bacaan lainnya hingga di akhiri
dengan ritual Tabot Besanding.
3.1
Saran
Tabot
adalah kebudayaan yang sekarang menjadi tradisi di wilayah Bengkulu dan Padang.
Tradisi ini makin menegaskan betapa menakjubkannya Indonesia dengan beribu
tradisi di setiap wilayahnya. Maka dari itu wajiblah kita sebagai putra/putri
Bangsa menjaga tradisi ini untuk membangkitkan nama Indonesia di mata Dunia.
DAFTAR PUSTAKA
·
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Depdikbud. Upacara tabot: Upacara Tradisional Daerah Bengkulu di Kotamadya
Bengkulu 1991/1992.
·
Dan, tabot Sakral Itu Pun Patah
Harian
Rakyat Bengkulu
·
(Indonesia) Tabot. Praktik Syiah
Kultural di Indonesia
Best casino apps in San Diego, CA - Mapyro
BalasHapusWe've got a huge list 서귀포 출장안마 of the best casino 전주 출장마사지 apps in San Diego, California. 안동 출장샵 Use it to 군산 출장안마 test out the apps. Play 밀양 출장샵 your favorite games.