mentari

Selasa, 02 Januari 2018

Konvergensi Standar US GAAP menjadi IFRS, dan Kaitannya dengan Proses Belajar Mengajar


Nama
=
Ayu Wandira
NPM
=
14050009
Prodi
=
Akuntansi
Tugas Mata Kuliah
=
Teori Akuntansi
Dosen Pengampu
=
Pak Jamil Aprianto, S.E., M.Ak.


Article About Education
Konvergensi Standar US GAAP menjadi IFRS,
dan Kaitannya dengan Proses Belajar Mengajar

Selama ini, dunia mengenal beberapa standar akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles. Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS). Indonesia yang sebelumnya menggunakan PSAK berbasis US GAAP, sejak 1 Januari 2012 berubah menggunakan PSAK berbasis IFRS disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. Perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.

1.    Pengertian IFRS dengan GAAP
Anjasmoro (2010) menyatakan bahwa International financial reporting standards (IFRS) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Generally accepted accounting principles (GAAP) merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP termasuk standar, konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk pencatatan dan meringkas dan dalam penyusunan laporan keuangan.

2.    Tujuan IFRS dan GAAP
Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan industri-spesifik.
Sedangkan Tujuan dari GAAP adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang transparan dan konsistensi dari satu organisasi ke yang lain.

3.    Jenis perbedaan antara IFRS dengan GAAP
FASB telah mengidentifikasi sejumlah perbedaan antara IFRS dan US GAAP. jenis perbedaan yang ada dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.    Perbedaan definisi. perbedaan dalam definisi ada meskipun konsepnya serupa. Perbedaan definisi dapat menyebabkan perbedaan Pengakuan atau pengukuran.
b.    Perbedaan pengakuan. perbedaan dalam kriteria pengakuan dan / atau pedoman berkaitan dengan: (1) apakah item diakui atau tidak (apakah suatu standar menyatakan bahwa suatu item tersebut harus diakui dalam laporan keuangan, atau sebaliknya),
(2) bagaimana ite tersebut diakui, dan/atau (3) kapan item tsb diakui (perbedaan waktu).
c.    Perbedaan pengukuran. perbedaan dalam pendekatan untuk menentukan jumlah yang diakui yang dihasilkan baik dari (1) perbedaan dalam metode yang dipakai/diharuskan dipakai atau (2) perbedaan dalam pedoman rinci untuk menerapkan method serupa.
d.   Alternatif. satu set standar memungkinkan pemilihan antara dua atau lebih metode alternatif, sedangkan set standar lainnya memerlukan satu metode tertentu untuk digunakan (hanya 1 metode yang harus digunakan).
e.    Kurangnya persyaratan atau bimbingan. IFRS tidak dapat menutupi/mencakup masalah yang ditangani oleh US GAAP, dan sebaliknya. Misalnya, dalam US GAAP dibahas sedangkan di IFRS tidak dibahas.
f.     Perbedaan presentasi. ada perbedaan dalam penyajian materi dalam laporan keuangan (apakah formatnya sama atau tidak).
g.    Perbedaan pengungkapan. perbedaan dalam informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan yang terkait dengan (1) apakah pengungkapan diperlukan atau tidak, dan (2) cara di mana pengungkapan ini harus dibuat.

Perbedaan GAAP dengan IFRS juga terletak pada :
1.    Dalam metode penilaian persediaan, GAAP mengenal metode FIFO, LIFO dan avarege, sedangkan IFRS hanya mengenal metode FIFO dan avarage saja.
2.   Dalam Laporan Keuangan versi GAAP terdapat pos luar biasa, sedangkan Laporan Keuangan IFRS tidak terdapat pos luar biasa, tetapi diganti dengan pendapatan komprehensif lainnya.
3.     GAAP berbasis aturan, sedangkan IFRS berbasis prinsip saja.
4.    Dalam mengukur nilai aset, GAAP menilai menggunakan nilai historis, sedangkan IFRS menilai menggunakan nilai wajar.
5.   Fokus Laporan keuangan pada GAAP adalah Laporan Laba Rugi, sedangkan IFRS berfokus pada Laporan Posisi Keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi.

Dalam banyak kasus, IFRS lebih fleksibel dari pada US GAAP. beberapa standar akuntansi internasional (IAS) memungkinkan suatu perusahaan untuk memilih salah satu diantara dua perlakuan alternatif dalam akuntansi untuk item tertentu. juga, IFRS umumnya memiliki lebih sedikit pedoman  peraturan (tidak terlalu banyak peraturan) dari pada US GAAP; sehingga penilaian/pertimbangan lebih lanjut diperlukan dalam menerapkan IFRS. IFRS merupakan system akuntansi berbasis prinsip/principle-based accounting system (prinsip-prinsip luas dengan aturan rinci yang terbatas), sedangkan US GAAP adalah sistem berbasis aturan. Namun, dalam beberapa kasus, IFRS lebih rinci dari US GAAP.
Manfaat yang akan diperoleh jika melakukan konvergensi standar akuntansi internasioanl (Hoesada, 2008), yaitu:
a.       Meningkatkan komparabilitas informasi keuangan yang berkualitas sehingga mengurangi biaya dana (cost of capital);
b.      Menarik investasi lintas negara melalui transparansi;
c.       Mempermudah akses investasi dan pendanaan dengan skala internasional;
d.      Meningkatkan integritas pasar modal secara global, memudahkan dual listing;
e.       Memudahkan konsolidasi laporan keuangan perusahaan multinasional.

4.    Perkembangan Konvergensi IFRS di Indonesia
Alasan yang mendasari mengapa Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS adalah masalah kepentingan global agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di samping itu Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut: 1). Strengthening Transparency and Accountability; 2). Enhancing Sound Regulation; 3). Promoting integrity in Financial Markets; 4). Reinforcing International Cooperation; 5). Reforming International Financial Institutions. Menurut Humanity (2012).
Untuk dapat segera mengaplikasikan IFRS di Indonesia, berbagai usaha sosialisasi telah dilakukan termasuk oleh IAI seperti program sertifikasi PSAK (CPSAK), sertifikasi pengajar IFRS, training IFRS, pertemuan forum dosen akuntansi keuangan, dan upaya lainnya. Pendidikan akuntansi, di semua level, tidak luput menjadi sasaran utama program penyuksesan konvergensi IFRS. Oleh karena itu, banyak universitas yang mengubah kurikulumnya dengan memasukkan kandungan IFRS dan melatih dosennya agar siap memberikan perkuliahan konvergensi IFRS bahkan mengganti buku teks dengan edisi IFRS. Karena bagaimanapun juga konvergensi IFRS merubah dengan sangat signifikan proses pembelajaran akuntansi di Indonesia. Proses pembelajaran akuntansi harus disesuaikan dengan tujuan utama agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang IFRS (Istiningrum, 2012).
Sejalan dengan hal tersebut, dosen dan program studi akuntansi adalah pihak yang paling berperan dalam menyiapkan tenaga professional akuntansi yang memahami konvergensi IFRS. Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh program studi akuntansi untuk mempersiapkan diri baik dengan kurikulum maupun dosen yang akan melaksanakan kurikulum dalam proses pembelajaran.

5.    Tri Dharma Menuju IFRS
Bagaimanapun juga program studi akuntansi harus mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran konvergensi IFRS. Walaupun lepas dari pro dan kontra terhadap IFRS maupun ketiadaan data tentang kesiapan Indonesia melaksanakan IFRS, perguruan tinggi (PT) seharusnya mampu secara obyektif dan proporsional merespon PSAK bercita rasa IFRS. PT seharusnya bisa memberi manfaat besar kepada masyarakat termasuk masyarakat bisnis dengan mencipta dan menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi (standar akuntansi). Kebutuhan masyarakat bisnis akan tenaga terampil IFRS sangat besar dan akan terus tumbuh. Hal ini menjadi kesempatan dan tantangan tersendiri yang harus dapat ditangkap oleh unit pendidikan program vokasi melalui perubahan kurikulum yang memasukkan materi PSAK-IFRS dalam pengajaran matakuliah-matakuliah akuntansi keuangan (Supriyadi, 2013).
Tentang PT yang harus memberikan manfaat pada masyarakat termasuk pendidikan vokasi akuntansi, hal tersebut sejalan dengan pesan yang tertulis dalam situs dikti.go.id. “Perguruan tinggi sebagai lembaga merupakan komunitas hidup dinamik dalam perannya menumbuh-dewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar dan mendiseminasikan pengetahuan sebagai pengabdian bagi kemajuan masyarakat. Dalam posisi dan perannya ini, lembaga pendidikan tinggi merupakan mercu suar kebijakan dan kemaslahatan, tidak seperti menara gading yang merupakan monumen mati sebagai simbol belaka”. Respon perguruan tinggi terhadap IFRS bisa dilakukan melalui tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Suhardianto, 2011:5).


Referensi :
Akuntansi Keuangan I; Dwi Martani
http://digilib.unila.ac.id/8932/16/BAB%20II.pdf
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/issue/view/240/showToc
http://ekonomi.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/Analisis_Kesiapan_dan_Pelaksanaan_Perkul.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/91407-ID-analisis-kesiapan-dan-pelaksanaan-perkul.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/73862-ID-perbedaan-ifrs-us-gaap-dan-psak-investem.pdf